Anjas Wira Buana atau yang populer dengan nama
Anjas Chambank (lahir di
Palopo,
Sulawesi Selatan,
Indonesia,
12 Agustus 1989; umur 27 tahun) adalah seorang
pelawak tunggal berkebangsaan
Indonesia. Nama Anjas sendiri, menurutnya adalah singkatan dari
"Anak Jawa Kelahiran Sulawesi" karena kedua orang tua nya adalah orang
Jawa asli yang merantau ke
Sulawesi. Anjas adalah salah satu komika senior jebolan
Stand Up Indo Makassar yang telah aktif sejak tahun 2012. Anjas beberapa kali mengikuti lomba
stand up comedy yang diadakan di
Sulawesi sekitarnya serta mengisi beberapa acara mulai dari lokal hingga ajang nasional seperti
Stand Up Fest di tahun 2014 di
Jakarta dan beberapa kali tampil di salah satu stasiun TV swasta
[1]. Anjas mulai dikenal setelah mengikuti
Stand Up Comedy Indonesia season 5 (SUCI 5) yang diadakan oleh
Kompas TV di tahun 2015
[2][3]. Menjadi satu-satunya finalis yang lolos lewat audisi
Makassar,
Anjas membawakan materi mengenai latar belakangnya sebagai anak Jawa
kelahiran Sulawesi serta membahas tentang daerah asalnya yaitu
Makassar dan dikenal sering membawa salah satu tokoh yaitu
Daeng Basso dalam materinya. Anjas juga membawakan materi mengenai kemiripannya dengan
Caisar Putra Aditya yang membuatnya risih karena selalu dipanggil
"Caisar si Suling Sakti". Langkah Anjas harus terhenti di 12 besar sebab lulusan
Universitas Hasanuddin
jurusan Seni Teater ini terkesan kembali melakukan pengulangan materi
dengan yang pernah dibawakannya sebelumnya, yang membuatnya tampil
nyaman namun dianggap kurang berkreasi dan harus
close mic.
Acara TV
Kontroversi
Tidak selamanya seorang
pelawak tunggal selalu mulus dalam kariernya, begitu pula Anjas. Beberapa kali Anjas pernah bermasalah setelah tampil mengisi suatu acara
stand up comedy. Pada tahun 2014, saat mengisi acara sebuah event
stand up comedy Anjas membawakan materi salah satunya mengenai sepak bola yang membandingkan tim sepak bola
PSM Makassar
dengan tim sepak bola lainnya lewat julukan masing-masing tim. Anjas
lebih banyak menyebutkan hal yang negatif mengenai tim sepak bola dari
daerah asalnya ini. Hal ini memancing kemarahan beberapa suporter PSM
Makassar dan menganggap bahwa candaan Anjas telah menghina klub
kebanggaan dan masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Kejadian yang
terjadi pada
14 Juni 2014
ini disorot sebagai salah satu kasus hangat dalam beberapa bulan. Namun
akhirnya Anjas mengklarifikasi masalah ini dua bulan kemudian dengan
meminta maaf langsung kepada pengurus suporter PSM Makassar pusat dan
berjanji tidak akan mengulangi hal serupa
[4].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar